Ada pihak melihat “kegagalan” rumah sakit Umum (RSU) Sidikalang dibawah dirut dr Pasalmen Saragih hanya dari kulitnya saja . Tidak ada yang salah untuk penilaian itu . Catatanku 15 tahun silam RSU Sidikalang mengalami masa emasnya dibawah kepemimpinan dr Reinfil Capah . Sejak dr Daniel Sianturi menjabat dirut RSU kondisinya terus menurun hingga kini dr Pasalmen Saragih yang begitu semangat diawal kini berhadapan dengan fakta kegagalan. Isunya bahkan dirut ini pernah mencoba mengundurkan diri karena merasa tidak mampu lagi.
Penulis diawal pemerintahan Eddy Berutu pernah memberi masukan agar direktur RSU Sidikalang dari orang yang bertangan besi (dalam tanda kutip) karena penulis dapat menduga kuat oknum oknum virus yang sudah berkarat menggerogoti RSU Sidikalang hingga menjadikannya lahan bisnis meski harus bermain main dengan nyawa pasien. Histori kerusakan RSU juga pernah dibeberakan media ini berharap Eddy Berutu kala itu mencari tahu lebih banyak tentang kondisi sebenarnya rumah sakit. Namun itu tidak terjadi hingga 4 tahun memimpin Dairi hasilnya RSU menjelma menjadi menakutkan dan langganan viral karena masalah.
Dari pembahasan sejumlah warga Dairi di media sosial maupun di DPRD Dairi justru yang terbahas. PHK dokter dan bayi yang korban saja. Hingga kini inti mendasar mengapa rusak tidak juga terbahas . Yang dibahas sebatas chasing dan kulit. Sementara virus utama tidak pernah terdeteksi.
Sebenarnya penulis sempat terobati dengan terobosan Eddy Berutu berkantor di RSU Sidikalang. Namun gaya berkantor itu ternyata tidak cukup bisa mendeteksi Virus yang sudah bermutasi jadi Mutan . Mungkin virus ini tahu kalau terobosan Bupati Dairi itu hanya menakut nakuti saja . Faktanya dr Pasalmen yang dianggap menjadi jawaban kini terhempas mengikuti jejak dr Sugito Panjaitan karena kasus kasus serupa .
Teman saya Dapot Napitupulu menyebut andai dr Terawan (Mantan menkes) saja ditugaskan di RSU Sidikalang tidak akan mampu . Mungkin benar adanya. Namun pendapat Dapot Naitupulu ini harusnya lebih terperinci mengapa tidak mampu. Apa karena SDM dr Terawan yang diragukan atau memang ada perangkat lain yang membuatnya gagal?
Penulis menilai sebenarnya tidak sulit bagi Eddy Berutu menunaikan janjinya memperbaiki RSU Sidikalang karena dr Reinfil Capah masih ada dan dapat dipanggilnya untuk konsultasi. Bahkan reinfil dikenal salah seorang Tim Suksesnya. Namun mengapa Bupati Eddy hingga import dua vigor berturut turut Sugito dan kini Pasalmen tetap hasilnya sama ?.
Mungkin masih ingat kisah sadis , ada pasien yang sudah di bius namun tidak jadi operasi karena alat rusak. Pasien harus diboyong ke RSU Medan itu masanya dr Sugito. Sedang dr Pasalmen yang awalnya dinilai Eddy Berutu menjadi jawaban “perubahan” RSU. Setahun lebih bertugas justru betti (beda beda tipis) saja dari pendahulunya. Kasus kematian Bayi dari calon ibu br Ujung di RSU Sidikalang hanyalah 1 kasus yang viral. Namun coba ulik di google kasus kematian bayi mulai kepemimpinan dr Pasalmen ada lebih banyak lagi. Itu yang masuk berita belum lagi yang tidak terpublikasi.
Ombusman mendeteksi adanya tidak ketidak harmonisan Medik dan Manajemen. Ternyata penyakit lama yang seorang dirut barujuga tidak mampu mengobati. . Mengapa di Jaman dr Reinfil Itu tidak terjadi? Justru kala itu RSU memasuki masa jayanya menjadi RS rujukan Kabupaten Singkil, Pakpak Bharat dan Humbahas.
Penulis tidak menyalahkan siapapun karena tanpa menyebutkan pihak mana yang pantas disalahkan juga sudah dapat ditebak masyarakat Dairi. Namun saya ingin membeberkan sekelumit kepemimpinan Reinfil saat itu yang mendapat dukungan penuh MP Tumanggor sebagai Bupati Dairi hingga RSU Sidikalang jadi RS Rujukan kabupaten sekitarnya..
Catatan penulis kala itu disamping Reinfil memang tidak diragukan secara SDM dan ketegasannya. Reinfil menjaga moral dan nama baik sebagai anak Dairi. Dokter alumnus UGM itu tidak mau keluarganya menjadi korban bully kalau dirinya gagal memperbaiki RSU. Kuatnya ikatan moral membuatnya bersungguh sungguh memperbaiki RSU.
Kondisi itu juga membuatnya tampil tegas bahkan sering muncul menyamar ditengah pasien tanpa ada yang mengetahui. Penegakan disiplin terhadap staf dilakukan dan beberapa diantaranya langsung diusulkan untuk dipindahkan. Bagi PNS yang tidak dapat dibina langsung “dibinasakan”. Bukan hanya kepada staf namun kepada keluarga pasien juga yang kedapatan merokok langsung mendapat teguran tegasnya. Ketegasan itulah yang membuat pasien dan keluarga pasien segan hingga wajib disiplin.
Bupati MP Tumanggor kala itu membackup penuh dr Reinfil dengan tidak membebani kewajiban apapun kepada direktur diluar aturan. Siapapun keluarga Bupati apalagi tim suksesnya semua diingatkan untuk tidak intervensi soal personil dan proyek yang ada di RSU. Bagi yang coba coba dan ketahuan maka tamatlah riwayatnya. Kemampuan MP Tumanggor yang bertitel Doktor dari Perancis itu cocok berpadu dengan dokter alumnus UGM hingga RSU begitu cepat dapat dibenahi.
Disisi lain peran ketua PKK saat itu Hetty Br Sitinjak sangat memahami kapasitas dan tupoksinya sehingga tidak mau campuri tupoksi MP Tumanggor sebagai Bupati. Sebaliknya MP Tumanggor tegas menerangkan posisinya sebagai kepala daerah dan kepala rumah tangga. Sangat tegas membuat garis batas halal dan haram seorang istri yang juga ketua PKK bisa berperan.
Ketegasan Bupati inilah kala itu salah satu yang membuat RSU Sidikalang masuk era keemasan. Hal itu juga dirasakan dinas dinas lainnya sukses dan nyaman karena tidak terbebani kewajiban diluar aturan dan bebas intervensi keluarga Bupati dan Tim Sukses. Sangat jelas garis komando saat itu dan bagi yang melanggar kontan terkena imbasnya.
Seingat penulis sangat berat tugas yang dibebankan kepada dr Reinfil diawal hingga pengawasan Bupati atas kinerja mingguan dan bulanan di RSU Sidikalang. Ketegasan MP Tumanggor dengan konsisten tidak suka tebar pesona membuat alat ukur keberhasilan adalah prestasi jadi bukan Asal Bapak Senang. Namun bukan tanpa resiko kenyamanan yang diberikan Bupati kala itu. Bagi yang dipercayai menjabat cabinet namun tidak berprestasi tidak segan segan dilakukan tindakan tegas. Selama 10 tahun memimpin Dairi hanya dua PNS yang pernah dijatuhi hukuman turun pangkat dan copot jabatan. Barang contoh itu membuat ASN lainnya jadi benar benar berprestasi.
Itu hanya sekelumit catatan yang kuketahui. Tidak ada ruginya kalau kembali dr Reinfil dimintai masukan soal metode dan caranya dulu meraih era keemasan sebagai pembanding. Saya yakin integritas dan nuraninya sebagai anak yang lahir di Dairi siap memberikan sumbangsih dalam perbaikan RSU Sidikalang. Itu lebih baik daripada berlomba Tidak ingin jadi kambing hitam. Kini Instropeksi diri jadi kata yang maha mahal di Dairi.
(Penulis : Hendrik Situmeang Pemred Dairi Pers)
+ There are no comments
Add yours