Dirut RSUD Dairi Akui Lakukan Prosedur, Tetapi  Anggaran Aneh

Estimated read time 4 min read

Sidikalang- Dairi Pers : Entah benar atau hanya sekedar menjawab Dirut RSUD Dairi dr Mei Sitanggang mengakui sebelum membuat kebijkan anggaran sudah melakukan prosedur. Hal itu diakuinya di depan sekda Dairi Charles Bantjin senin (24/2/2025).  Namun justru terlihat aneh anggaran yang dicantumkan.  Banjir lantai rumah sakit saat hujan deras sepertinya belum menjadi skala prioritas .  Bukan itu saja penetapan target perparkiran  hanya Rp. 10 juta setahun justru menimbulkan dugaan potensi korupsi bakal terjadi.

RSUD Dairi yang mempunyai “ kemerdekaan” dalam menggunakan perencanaan anggaran seiring statusnya sebgai BLUD (Balai Layanan Umum Daerah) justru menjadi bahan pertanyaan. Sekitar Rp. 40 an miliar dana yang dikelola pada tahun 2025 ini mengundang banyak kekhawatiran.

Pun demikian dalam wawancara media ini senin  (24/2/2025) kepada dirut RSUD Dairi dr Mei Sitanggang didepan Sekda Dairi Charles Bantjin mengakui kalau semua kebijakan dalam pengalokasian anggaran sudah melalui rapat seluruh perangkat manajemen RSUD Dairi.

Dikatakan kalau sumber dana RSU Dairi berasal dari jasa BPJS, Perparkiran dan pasien umum yang mendapat tindakan kesehatan.  Dari BPJS sendiri diakui pemasukan paling besar sekitar Rp. 3 miliar sebulan.  Dari pemkab Dairi dalam bentuk APBD hanya satu item yakni jasa kebersihan sebesar Rp. 2,8 miliar.

Saat ditanyakan bagimana proses penetapan  restribusi parkir hanya d Rp. 10 juta per tahun apakah sudah melalui kajian. Dr Mei Sitanggang menyebutkan sudah melalui prosedur. Dirut juga mengakui kalau pendapatan parkir RSUD sejak dibuka pertengahan desember sekitar Rp. 30 juta.

Menjawab latar belakang pendidikan personil semua top manajemen RSUD yang tidak ada sama sekili dari Teknik apakah tidak berpengaruh dalam menetapkan prioritas perencanaan pekerjaan dikatakan dirut kalau mereka berkonsultasi dengan instansi terkait pemkab Dairi.

Sayang keterangan Dirut RSUD Dairi ini sepertinya tidak sejalan dengan pengakuan Sekda Dairi Charles Bantin. Saat ditanyakan bagaimana bentuk kordinasi RSUD Dairi sejak menjadi BLUD kepada pemkab Dairi diakui kalau RSUD hanya mengajukan rencana kerja secara glonal. “ Jadi tidak ada item per item. Kalau berkaitan dengan tekhnis itu RSU ke instansi yang bersangkutan. Misalnya soal target PAD RSUD Dairi dari parker harusnya merteka konsultasi dengan Dinas Pendapatan. Jadi kepada kami yang diajukan hanya globalnya saja ‘ Sebut Bantjin.

Sementara itu pantauna media ini meski kondisi rumah sakit umum Dairi banjior saat musim hujan sepertinya belum menjadi prioritas . Yang terlihat dalam perencanaannya justru

  1. Jasa Perencanaan Konstruksi Bangunan Tangga Melur                          17.000.000
  2. Jasa Pengawasan Konstruksi Bangunan Tangga Melur                           10.000.000
  3. Belanja Bangunan Tangga Melur                                                           195.000.000
  4. Jasa perencanaan Konstruksi Bangunan Lantai 2(dua) Ruang melati      17.000.000
  5. Jasa Pengawasan Konstruksi Bangunan Lantai 2(dua)Ruang Melati        10.000.000
  6. Belanja Bangunan Lantai 2(dua) Melati                                                 195.000.000
  7. Jasa perencanaan Konstruksi Bangunan Ruang Mammograpi                 17.000.000
  8. Jasa Pengawasan Kontruksi Bangunan Ruang Mammograpi                   10.000.000
  9. Belanja Bangunan Ruang Mammograpi                                                 195.000.000
  10. Jasa Perencanaan Konstruksi Bangunan Atap gedung Kantor                  17.000.000
  11. Jasa Pengawasan Konstruksi Bangunan Atap Gedung Kantor                  10.000.000
  12. Belanja Bangunan Atap Gedung Kantor                                                 195.000.000
  13. Belanja Bangunan Bak Reservoir                                                          195.000.000
  14. Jasa Perencanaan Konstruksi Bangunan Bak Reservoir                           17.000.000
  15. Belanja Bangunan Bak Reservoir                                                             195.000.000

Dalam anggaran sama sekali tidak terlihat perbaikan atau pembangunan ruangan yang menjadi “biang” banjir. Sebelumnya sarpras RSUD Dairi Roma Sihotang mengakui kalau nantinya Gedung itu akan dibangun untuk menjadi tempat CT Sacn sehingga perrbaikan atap bocor ditunda. Namun sayang dalam anggaran tidakb mencantumkan perbaikan atau pendirian Gedung CT Scan.

Sementara itu pengakuan Dirut RSUD Dairi Dr Mei Sitanggang kalau pemkab Dairi hanya membantu keuangan RSUD untuk jasa keersihan Rp. 2,8 miliar justru terasa beraroma  “Hoax”.  pasalnya pada januari 2025 pemkab Dairi juga mengalokasikan Rp. 1,5 miliar melalui APBD Dairi diantarnya Belanja Kalibrasi Alat-Alat Kedokteran Dan Kesehatan 110.000.000, Belanja Pemeliharaan Alat Kedokteran Dan Kesehatan-Alat Kedokteran-Alat Kedokteran Umum 242.330.000, Belanja Alat Tulis Kantor Pelayanan Kebersihan RS541.000.000, Belanja Jasa Pengolahan Sampah/Limbah RS 540.000.000 dan Belanja Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 135.850.000

Dikhawatirkan jajaran personil manajemen yang ada kini be;um menjalankan tugasnya secara propesional dalam perencanaan dan pengalokasian anggaran prioritas. Kordinasi Bersama pemkab Dairi juga belum sempurna sehingga muncul berbagai pertanyaan

Hendaknya hal ini menjadi perhatian Bupati Dairi yang baru dilantik Vickner Sinaga – Wahyu Daniel Sagala. Permasalahan RSUD Dairi sudah berlangsung puluhan tahun namun bagai tidak pernah luput dari sorotan warga Dairi (Hen)

Anda Mungkin Suka

Berita Lain

+ There are no comments

Add yours