Sidikalang- Dairi Pers : Berdiri dipunggung bukit Sitinjo menatap jauh ke kota Sumbul. Sepoi angin menerpa pipi kaku diantara hentakan temperature 18 derajat. Angan dan inspirasi mellow menatap nun jauh disana punggung bukit barisan berjejer gagah. Deretan pinus menolak tua bagai tak lelah menghembuskan nafas kehidupan. Aroma sejuk diantara deretan indahnya miniature kebhinnekaan agama tersaji dari karya seorang mantan bupati Dairi Master Parulian Tumanggor. “ Njuah juah TWI Sitinjo Dairi” potongankecil surga wisata kabupaten Dairi. Dengan biaya murah meriah kecamatan kecil ini menyajikan kebesaran sang pencipta dengan goresan indah lukisan di kanvas tanah ulayat marga kudadiri.
Lapar dan ingin merasakan sensasi pedasnya masakah khas pinadar ? Jangan khawatir disini gudangnya. Tidak cukup hanya itu turun sedikit kearah Sumbul jalan legend “ Letter S” menjadi obyek wisata. Bagi ABG tahun 90 an jalan ini banyak menyimpan kisah cinta yang berakhir bahagia hingga kisah kasih tak sampai. Bagi perantau yang pernah mengalami kisah itu mungkin kembali di penghujung desember cukup memesan segelas kopi khas Sidikalang di pelataran café persis didepan taman TB Simatupang . Anda merdeka mengenang masa silam. Juga tidak menjadi dosa jika angan melambung menembus awan berharap kasih yang pernah tercerai berai bertemu sekali saja sebelum menutup mata.
Bagi yang ingin mengetahui indah dan agungnya budaya adat istiadat marga kudadiri di bumi sulang silima disinilah tempatnya. Tugu budaya ini takkkan pernah lelah menyajikan kisahnya agar menjadi kenangan dan penuntun hidup dalam mengarungi kehidupan.
Apa saja yang disajikan di Sitinjo yang dapat anda nikmati dalam liburan?
Bersantai Dengan Kuliner Ayam Pinadar
Menikmati sensasi pedas ayam pinadar di kampungnya marga Kudadiri ini paling cocok saat perut lapar usai menikmati alam Taman Wisata Iman Sitinjo. Bagi penikmat naturalisme melewati jalan romantis memasuki Kawasan TWI akan disambut sejuknya oksigen yang tak hentinya dihembuskan pepohonan pinus dewasa yang memanjang dan lebat. Lambatkan laju kendaraan anda karena oksigen murni itu gratis disini.
Masih dikawasan yang sama anda yang ingin melihat bagaimana tanaman padi dibudidayakan warga setempat juga tersaji. Saat menguning menjadi pemandangan langka yang menakjubkan ketika mentari hendak beradu. Suasana jingga dilangit yang tadinya membiru selaras dengan padi keemasan padi yang tidak sabra untuk dipanen.
Tanaman hortikultura yang juga dibudidayakan warga setempat bisa menjadi bahan pelajaran bagi pelajar dan mungkin pewisata yang sejak kecil tidak mengenal banyak pohon sayuran yang sering dikonsumsinya.
Nah…Lelah mengelilingi itu paling tepat menikmati ayam pinadar di rumah makan yang terdapat sepanjang jalan lintas Medan- Sidikalang. Setidaknya ada 4 rumah makan yang direkomendasi diantarnya Rumah makan Malau dan Rumah makan Pinadar Nainggolan, . Namun rumah makan pinadar disini masih didominasi khusus untuk non muslim.
Ayam pinadar sendiri merupakan olahan ayam kamung yang dipanggang selanjutnya dilumeri dengan bumbu dapur bawang , cabai kelapa gongseng , bunga kecombrang dan palling utama bumbu andalan sensasi andaliman.
Soal harga tidak perlu khawatir serba terjangkau. Ada tinggal duduk manis maka pesanan anda akan tiba. Sebaiknya bertanya dahulu harga per porsinya sebelum memesan.
Jalan Romantis “ Letter S”
Bagi ABG dibawah tahun 90 an jalan berbentuk huruf S ini menjadi kenangan. Sulitnya mendapatkan tempat wisata kala itu membuat jalan ini menjadi akhir perjalanan bagi penikmat olahraga ari pagi. Di jalan sexy ini juga menjadi piliahan muda mudi yang baru mengenal cinta monyet . Seribu kenangan tercipta di lekukan jalan ini dari happy ending hingga kasih tak sampai. Bagi mereka yang pernah merasakanya jalan ini masih seperti yang dulu.
Duduk dengan sebotol minuman ringan dan jajanan kacang kini tersaji di warung warung kecil sepanjang jalan letter S. Nongkrong dilesehannya memanjakan mata dengan hamparan ladang padi sawah membentang kecamatan Sumbul. Dari kejauhan disore hari terlihat bagaimana Sumbul dikepung awan putih hingga mengundang melambungnya romantisme.
Jangan khawatir anda juga bisa membawa makanan dari rumah dan menikmatinya di pondok pondok ini . Lalu lalangnya kendaraan dijalan utama Medan – Sidikalang ini juga juga menjadi pemandangan tersendiri.
Tugu Budaya Kudadiri
Ketua Sulang silima Marga Kudadiri Abdon Kudadiri Bersama Camat Sitinjo Untung Anahampun menyebutkan Meski Tugu pemilik ulayat kecamatan Sitinjo yang berada dekat terminal Sitinjo itu belum menjadi tujuan utama wisata. Namun tugu kudadiri itu sebagi simbol adat istiadat budaya marga Kudadiri sebagai salah satu marga dari sipitu marga Pakpak.
Dalam tugu budaya kudadiri ini memuat 5 kakak beradik marga kudadiri yakni Kudadiri Kuta Geroh, Payung Raja ,Kuta Napa , Kuta Rimbaru dan kuta Geddung . Marga Ginting juga tercantum dalam tugu karena diyakini ada leluhur Kudadiri merantau ke Tiga panah, Tanah karo menjadi marga Ginting suka.
Histori dan sejarah Budaya marga kudairi dapat dilihat langsung ditugu budaya ini untuk menambah pengetahuan dan silsilah Marga Kudairi.
Pun demikian Untung Nahampun dan Abdon kudadiri menyebutkan Kecamatan sitino sebenarnya Sudah diproyeksikan sebagai keacmatan penyanggah kota Sidikalag sejak pemerintahan MP Tumanggor. Diakui keduanya andalan masih TWI dan sejuknya alam sitinjo. Masih banyak yang sebenarnya bisa dilakukan guna mendongkrak pariswisata daeah ini. Termasuk wisata penunjang sekitar TWI seperti permainan anak anak, out bond, kolam renang hingga pengelolan wisata agro wisata.
Sepanjang jalan lintas tersebut juga bisa dikelola dengan melihat lahan lahan ideal untuk menjajkan buah durian Dairi yang terkenal itu.
Abdon juga menyebut kalau sulang silima marga kudairi welcome akan rencana Bupati terpilih Vickner Sinaga mengembangkan wisata di sitinjo termasuk rencana pendirian PLTMH yang sebahagiannya bisa menjadi lokasi wisata. (Hen)
+ There are no comments
Add yours