Sidikalang- Dairi Pers : Memasuki bulan terakhir Pencoblosan Pilkada Dairi 2024 kini beredar isu “ Serangan Fajar” hingga besaran Rp. 400.000 per orang untuk memilih calon tertentu. Meski money politik dilarang hukum namun dalam fakta lapangannya sepertinya tanpa uang juga tidak mungkin memenangkan persaingan. Dibalik isu amplop sogokan Rp. 400.000 terbongkar rencana licik paslon tertentu untuk memenuhi kehausan money politik rakyat dengan “frank” . Mereka menyebut ini strategi untuk mengurangi nafsu pemilih uang serangan fajar yang terus membengkak.
Hasil investigasi dilapangan telah terjadi pergeseran besar besaran di benak calon pemilih kalau pilkada 2024 aakan memilih calon dengan uang serangan fajar terbesar. . Fenomone ini terjadi begitu saja sehingga mengeser ikatan persaudaran dan ikatan marga yang periode lalu masih “laku dijual” kini nilainya berada dibawah kaeran besaran uang.
Hasil penelusuran Dairi Pers menyikapi pergeseran fenomena berpikir calon pemilih ada sekelompok orang melancarkan strategi dengan menebar isu kalau paslon tertentu sanggup membayar tertinggi hingga Rp. 400.000.
Sejumlah oknum mirip Tim Sukses, Merasa Tim Sukses hingga seakan Tim sukses menyebar kalimat di warung , kedai atau tempat berkumpulnya massa . “Kalau kami dari paslon nomor sekian siap Rp. 400.000 per satu suara”. Demikian kalimat yang selalu disebar .
Metode penyebaran isu hampir sama dibeberapa kecamatan dan pelaku penyebar isu biasanya oknum oknum politikus local yang keberadaannya tidak jelas namun sering terlihat di posko tim pemenangan kepala daerah tertentu .
Dari penelusuran Media ini dilapangan oknum yang menyebar isu serangan fajar hingga Rp.400.000 dilakukan oknum oknum yang sering seliweran di posko tim tertentu. Untuk menyakinkan masyarakat berani mengajak taruhan siapa saja untuk menyakinkan kalau paslon Bupati jagoannya pasti menang.
Usai menyebar isu Rp. 400.000 biasanya disertai dengan munculnya tim pendata resmi dari posko. Maka Calon korban sudah terdata dijanjikan akan mendapat amplop serangan fajar dua tiga hari jelang pencoblosan.
Infromasi yang diterima media ini kalau strategi itu sengaja disebar kelompok mengaku paslon tertentu untuk menarik minat calon pemilih sekaligus bersedia didaftarkan lengkap dengan NIK dan nomor handphone.
Sesungguhnya itu hanya strategi licik dimana nantinya jelang pencoblosan pendata resmi akan menyatakan isu Rp. 400. 000 tersebut bukanlah tim sukses mereka. Dengan tawaran sejumlah uang dibawah 400.000 bahkan mungkin hanya Rp. 100.000 calon pemilih yang sudah terdata dan tidak mungkin lagi berpindah ke paslon lain terpaksa menerima uang sekedarnya.
Strategi licik ini didapatkan media ini dari berbagai penelusuran dan perbincangan mereka yang terlibat dalam rencana licik tersebut.
Kepada calon pemilih Dairi agar lebih berhati hati dan diingatkan kembali kalau money politik sesungguhnya melanggar undang udang yang dapat dipidana kurungan. Bukan itu saja besarnya cost politik serta merta akan memaksa sejumlah tim untuk mencari strategi licik dengan “memfrank” calon pemilih. (Hen)
+ There are no comments
Add yours