Sidikalang- Dairi Pers : Sekretaris Tim Unit Reaksi Cepat Penanggulangan Penyakit Menular ternak Babi di kabupaten Dairi Jhon F Manurung di dampingi Drh Ernawati Berutu menyampaikan serangan virus Hog Cholera di beberapa kabupaten kota di Sumut tentu sangat memprihatikan dan merugikan peternak. Namun langkah Tim di Dairi justru mendapat pengakuan dari Propinsi sumut. “ Mulai dari pembentukan tim terpadu, surat penugasan, sistim pelaporan hingga bagaimana menanggulangi ternak yang mati, kita masih diakui dibanding daerah lain yang sembarang membuang bangkai di sungai maupun kolam. Di Dairi itu tidak ada . Kita maklumi ini bencana namun harus jujur diakui kita masih lebih rapi dibanding daerah lain dalam penanggulangannya. Bukan berarti kita sudah sempurna. Namun kita tidak separah daerah lain”
Demikian disampaikan Jhon F Manurung selasa (12/11) di Sidikalang. Dikatakan pasca diketahuinya serangan Hog Cholera di Dairi maka pemkab langsung membentuk tim , menyurati Balai propinsi Sumut. “ Faktanya dari kementerian pertanian sampai berkunjung ke Dairi. Mungkinkah itu terjadi jika kita tidak langsung respon? “ Jelas Manurung.
John F Manurung menyebutkan disamping penugasan PPL oleh kepala dinas seruan dan himbauan melalui media sosial dan radio terus dilakukan berkaitan serangan penyakit ini. Dan Pada Rabu 30 oktober 2019 dalam rapat kordinasi di aula dinas ketahanan pangan propinsi sumut staf dinas pertanian Hasudungan hadir.
Jhon menyebutkan sepakat tentunya serangan virus ini merugikan perternak. Namun tupoksi Tim dalam penanganan yang dilakukan Dairi justru lebih baik dari tempat lain. “ Kita dimintai propinsi dan daerah lain kok caranya, tim serta administrasinya dalam pembentukan, saya foto semua surat yah saya kirimkan untuk dicontoh mereka. ” sebut sekretaris tim ini.
Manurung menyebutkan sebagai bencana yang menyerang sumut rasanya kurang adil menjudge satu daerah . Daerah lain seperti yang dilansir media televisi justru bangkai babi berserak disungai. Di Dairi itu tidak ada. Boleh jadi ada satu dua kasus ternak masyarakat kemarin ditemukan di TPA. Namun itu bukan menyimpulkan serta merta pemkab Dairi lamban. Begitu diketahui langsung kok ditangani , jelasnya.
Sementara itu Drh Ernawati Berutu menyebutkan hasil lab pertama positif Hog Cholera. Namun sudah kita vaksin juga masih terserang. “ sekarang ini masih diteliti kementrian kembali apakah ada virus lain. Kalau saya pribadi sebagai dokter hewan khawatir ada virus lain. Pengalaman itu pernah terjadi di China bukan hanya Hog Cholera tetapi African Swine Fever (ASF). Jika ini maka caranya satu generasi harus dimusnahkan. Kita masih menunggu hasil lab lanjutan dan yang mengumumkan itu juga harus menteri dan bukan daerah ” jelas Ernawati.
Namun demikian Ernawati meminta dengan kondisi serangan virus yang tengah terjadi di Dairi bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan pihak manapun. Namun semua pihak berupaya memberikan solusi. “ Saya kira dengan menyalahkan satu pihak bukan berarti penyakit ternak ini hilang. Jauh lebih penting bagaimana memberikan edukasi menjaga ternak yang masih sehat agar tidak terjangkiti. Mungkin juga memberikan jalan keluar bagaimana bibit ternak didatangkan tentunya setelah kandang dan tempat ternak milik masyarakat sudah steril” jelasnya.
Saat ditanyakan bantuan propinsi yang telah diterima sekaitan Hog Cholera ini dalam bentuk barang, Masker, vaksin, semprotan, sepatu bot, dan baju pelindung. Kita sudah sebarkan dan kerjakan. Tentunya berkaitan ternak mati satu satu cara paling aman adalah ditanam. Mungkin tidak serta merta ini bisa secepatnya diatasi layaknya seperti daerah lain karena proses pemetaan dan memastikan virusnya juga masih terus dilalukan labolatorium kementrian ” sebutnya.
Yang perlu sekarang masyarakat peternak melakukan pembersihan dulu dengan disinfektan. Pembersihan kandang dan lainnya .Mengubungi pihak Tim jika terjadi seranganan ternak mati. Serta selalu berkordinasi kepada tim mengantisipasi meluasnya serangan virus ini ” sebutnya. (Hen)
Tambah Komentar